Sabtu, 07 Maret 2015

Makalah Peta Pita


A. PENGERTIAN PETA PITA
·         Peta pita adalah gambaran keadaan daerah/wilayah yang dilewati dalam suatu perjalanan/penjelajahan  yang digambar pada gulungan kertas berbentuk pita. 
·         Disebut peta pita karena kertas yang akan digambar/digarap, digulung seperti pita mesin tik (lihat gambar dibawah).
·         Peta pita & Peta perjalanan merupakan materi latihan kepramukaan yang sangat penting untuk mengembangkan rasa cinta alam & penguasaan lingkungan, penerapan pengetahuan tentang peta (skala, jarak, tanda-tanda alam, arah & sudut kompas, dsb), serta ketrampilan  bekerja secara kelompok dengan teliti, kompak  dan kebersamaan.

B. KEGUNAAN PETA PITA
Kegunaan peta pita sangat erat hubungannya dengan tujuan dibuatnya peta pita itu sendiri. Kegunaan peta pita antara lain :
1. Sebagai pedoman/petunjuk perjalanan
Apabila akan menuju ke suatu tempat melintasi daerah yang belum dikenal ada kemungkinan akan tersesat. Kalau hal ini terjadi maka dengan bantuan peta pita yang dibuat dengan mudah kembali menuju posisi semula. Dalam hal ini peta pita digunakan terbalik (berlawanan arah dengan proses pembuatannya).
2. Sebagai dokumentasi perjalanan
Apabila suatu saat akan mengulangi kembali perjalanan melalui daerah yang sama dengan bantuan peta pita hal ini dengan mudah dilakukan.
3. Sebagai pedoman membuat peta wilayah
Dengan berpedoman peta pita dengan mudah dapat membuat peta daerah/wilayah tertentu. Tinggal penyesuaian dengan skala yangndiperlukan.

C. ALAT-ALAT PERSIAPAN MEMBUAT PETA PITA
Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat sebuah peta pita yaitu sbb :
  • Kertas berupa gulungan.
  • Pensil, penggaris panjang/segitiga, karet penghapus, busur derajat.
  • Kompas dan jam tangan
  • Tali (sebagai pengukur jarak), biasanya untuk jarak dekat. Untuk jarak jauh biasanya menggunakan langkah.
  • Alas dari triplek/alat khusus pembuatan peta pita
D. CARA PEMBUATAN PETA PITA
A. Pada halaman pertama kertas laporan, jangan lupa cantumkan:
1. Kepada siapa laporan ditujukan
2. Siapa yang membuat laporan (identitas lengkap)
3. Keterangan/data laporan, seperti tanggal pmbuatan, cuaca, tempat, dan sebagainya.

  B. Pada halaman berikutnya, lalu buat peta pita dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Halaman dibagi menjadi 7 ruang/kolom
Kolom 1: Nomor
Untuk menuliskan nomor urut yang membedakan daerah yang dilalui sesuai dengan arah jalannya. Dengan kata lain nomor urut dibuat setiap berganti arah.

Kolom 2 : Waktu (Waktu pembuatan)
Untuk mencatat waktu pemberangkatan dan waktu setiap kali berganti arah.

Kolom 3: Laporan perjalanan (dilihat dari bawah)

Kolom 4: Jarak yang ditempuh (dalam meter [m])
Untuk mencatat jarak yang dilalui, dinyatakan dalam meter atau kilometer. Pengukuran jarak dengan menggunakan tali atau langkah.

Kolom 5: Arah kompas (dalam derajat atau dalam jarum penunjuk)
  Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan. Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju.

kolom 6: Gambar Peta pita (kiri & kanan jalan yang dilihat selama perjalanan dan menggunakan gambar berupa simbol)
Untuk menggambar keadaan daerah di sebelah kiri dan kanan jalan yang dilalui dengan tanda peta yang berlaku pada peta topografi.

kolom 7: Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
E. PENGUKURAN JARAK
Di dalam pembuatan peta pita pengukuran jarak merupakan hal yangmutlak harus dilakukan. Pengukuran jarak biasanya menggunakan langkahatau bisa juga menggunakan tali, namun ini jarang digunakan karena inikurang praktis. Apabila menggunakan langkah sebagai alat ukur, tentu sajaharus mengetahui dulu ukuran setiap langkah (satu langkah =.... Cm).
Caranya adalah sebagai berikut :
·         Melangkahlah (langkah normal) lurus ke depan 10 langkah.
·         Dengan menggunakan meteran, ukur jarak dari awal langkah pertama sampai langkah ke-10 (misalnya x cm). Jadi ukuran 1 langkah = x : 10 = .... cm

F. CATATAN :
Dalam pembuatan peta pita pada setiap perubahan arah (belok) selalu dibuat melintang yang memotong kolom-kolom yang ada kemudian dilanjutkan dengan nomor berikutnya.
  • Satu baris penggambaran yang meliputi nomor, jam, jarak, arah, gambar peta dan keterangan ditentukan oleh belokan pada titik selanjutnya.
  • Menggambar peta pita dimulai dari bawah ke atas, bagian yang sudah digambar digulung ke arah belakang.
  • Perbandingan pada setiap bagian peta pita (perubahan setiap belokan) tidak harus menggunakan skala tertentu.
  • Tanda-tanda yang digambarkan pada kolom gambar hanyalah tanda-tanda yang penting saja, mudah dikenal, tidak perlu semua keadaan medan digambarkan pada kolom tersebut.
  • Apabila ada tanda-tanda di medan ternyata tidak terdapat pada tanda-tanda peta seperti di peta topografi, maka diusahakan menggambar bentuk mirip seperti aslinya.
G. LAMPIRAN

Tugas Bahasa Indonesia Cerpen



Antara Aku, BBM dan Bis Jogja – Godean
Seperti anak remaja yang lain, aku menjalani aktivitas utamaku sebagai pelajar. Aku adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas, namaku Nadia Muna Salma akrab disapa Muna. Aku baru saja menyelesaikan program studi di Sekolah Menengah Pertama dan itu artinya aku masih kelas X, tepatnya di X MIA 3. Di SMA ini aktivitasku agak berbeda dengan di SMP, dulu aku biasa diantar jemput oleh orangtuaku sedangkan saat ini aku hanya diantar saja dan pulangnya ‘Ngebis’. Masih beruntung, aku hanya perlu naik satu bis agar bisa sampai ke dekat rumahku. Aku hanya perlu menunggu bis bertuliskan Prayogo, Jogja – Godean itu di arah barat perlimaan pojok beteng kulon.
Pagi ini, aku menjalankan aktivitas seperti biasa. Saat perjalanan berangkat sekolah jalan sudah cukup padat. Aku hanya mencoba untuk menelusur pandangku pada kendaraan – kendaraan besar terutama bis. Aku mencoba untuk mencari bis berbadan abu- abu dan bertuliskan Prayogo pada badannya itu. Setelah memasuki daerah Demakijo terlihat bis yang sedari tadi kucari itu terlihat tergesa – gesa melewati traffic light yang sudah berganti warna dari hijau menjadi orange. Hatiku terasa lega karena adanya bis Prayogo itu mengisyaratkan bahwa bis jurusan Jogja – Godean ini tidak ikut mogok operasi. Kemarin, aku mendengar berita dari Televisi kalau organisasi angkutan darat atau disingkat Organda akan melakukan mogok operasi di seluruh wilayah Indonesia hari ini untuk menuntut disahkannya kenaikan tarif penumpang. Namun, terdapat beberapa angkutan umum yang tetap beroperasi dan mengaku jika tidak mendapatkan penghasilan jika tidak beroperasi. Mereka yang beroperasi ini menaikkan tarif penumpang secara sepihak agar tidak merugi.
Sesampainya di sekolah, aku memasuki kelasku dengan santai. Aku langsung menuju deret bangku kelima dari pintu. Disana sudah banyak teman-teman yang sedang asik mengobrol. Aku menyela “Selamat pagi kawan” sambil mengulurkan tanganku pada satu persatu teman yang ada disana. Tiba – tiba Anita memanggilku “Hei mun!”
“Ya?” Jawabku singkat.
“Nanti hati – hati lho pulangnya! Kan kemarin BBM habis naik, aku juga sempat denger kemarin kalau hari ini transportasi darat pada mau mogok kerja.” Ujarnya panjang lebar.
“Terus kenapa?” Lanjutku bertanya.
“Astaga, pakai nanya. Kamu kan biasanya pulang ngebis, nah bisa aja nanti nggak ada bis gara – gara Organda mau mogok operasi nasional.” Jawab Anita.
“Oh, soal itu. Aku juga udah denger kemarin di TV. Yang katanya Organisasi Angkatan Darat pada mau menuntut tarif penumpang ditingkatin gara – gara kenaikan BBM itu kan?” Sahutku.
“Yap” Jawabnya singkat.
“Santai aja, aku tadi di jalan udah liat ada bis jurusan Jogja – Godean kok. Itu artinya Jogja – Godean nggak ikut mogok operasi. Hehe” Jelasku dengan santai.
            Bel masuk pun berbunyi. Aku pun berjalan ke tempat dudukku yang berada di belakang bangku Anita dan Tiwi, aku menaruh tasku lalu duduk. Pelajaran berjalan seperti biasanya. Aku cukup bersemangat menjalani hari ini karena hari rabu adalah hari pulang satu jam lebih awal bagi siswa X MIA 3. Walaupun aku tidak terlalu menyukai pelajaran matematika peminatan yang banyak rumus dan menghitung, setidaknya pulang satu jam lebih awal cukup menghibur diriku sehingga tetap bersemangat di hari ini. Tak terasa jam demi jam pelajaran berlalu, jam ketujuh pun usai. Aku segera membereskan alat tulisku dan memutuskan untuk segera menuju perlimaan pojok beteng kulon agar bisa mendapat bis lebih awal.
            Sesampainya di tempat menunggu bis, aku duduk disebuah kursi panjang berwarna merah. Disitulah aku dan teman – teman ngebisku biasa menunggu bis. Namun, kali ini aku hanya menunggu bis sendirian karena teman – temanku belum pulang. Aku menunggu bis dengan bermain game yang ada di hpku. Aku hanya akan fokus melihat ke arah jalan setelah indikator waktu lampu apill menunjukkan detik 30 hingga lampu berubah menjadi hijau. Hingga tiga puluh lima menit berlalu, jam menunjukkan pukul 14.00 WIB, aku masih belum mendapat bis. Padahal biasanya pukul 13. 50 WIB, bisnya sudah datang. Aku mulai resah, “Jangan – jangan, bisnya ikut demo terus nggak ada bis.” Ucapku dalam hati. Namun, aku menepis pikiran itu dengan berpikir bahwa bisnya telat 10 menit.  
            Beberapa menit kemudian datang dua teman ngebisku, Firda dan Suci. Mereka duduk disampingku, kami pun mengobrol tentang berbagai hal. Lima belas menit kemudian, bis jurusan Jogja – Wates berbadan hitam legam melewati kami dengan hati-hati. Firda segera berdiri dan menarik lengan Suci. Suci berkata “Duluan ya, Mun”. Firda juga mengisyaratkan hal yang sama dengan melambaikan tangannya padaku. Setelah mereka pergi, sepi pun kembali terjadi. Aku memutuskan untuk membuka akun instagramku. Waktu terus berjalan, satu jam pun berlalu. Kini jam tanganku menunjukkan pukul 15.00, bis yang kutunggu masih juga belum datang. Tiba – tiba ada seorang wanita paruh baya menghampiriku.
“Adik? Adiknya nunggu bis Jogja – Godean?” Tanyanya ramah.
“Hehe. Iya, Bu. Maaf ada apa ya?” Jawabku dengan ramah pula.
“Sepertinya hari ini bis Jogja – Godean kosong. Pada ikut mogok operasi, Dik.” Jelasnya padaku.
Aku pun menyangkal penjelasannya. “Tapi tadi pagi saya lihat ada Jogja – Godean operasi, Bu”
Wanita paruh baya itu berkata “Memang, Dik. Tadi pagi ada bis jurusan Jogja – Godean. Katanya mulai mogoknya jam 10 pagi tadi, Dik”
“Oh begitu. Makasih, Bu” Jawabku.
“Iya, Dik. Mending adik minta dijemput saja.” Katanya sambil tersenyum ramah lalu pergi.
            Aku pernah bertemu dengan wanita paruh baya itu, namun aku lupa dimana dan kapan. Setelah mencoba mengingat – ingat aku teringat wanita paruh baya itu adalah penumpang bis yang sama denganku beberapa hari yang lalu. Wanita paruh baya itu membuatku, semakin resah dan hatiku tidak tenang. Aku bingung harus bagaimana. Aku tidak ingin merepotkan kedua orangtuaku. Namun disisi lain, aku juga takut jika tidak ada bis dan ingin segera pulang. Sedikitnya angkutan kota yang kulihat semakin membuat resah hatiku. Jogja – Wates dan Jogja – Tempel yang biasanya banyak berlalu lalang, hari ini jumlah yang sudah lewat bisa dihitung. “Duh, bagaimana ini?” ucapku dalam hati. Aku mendengar suara adzan ashar berkumandang. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke masjid yang berada di sebelah selatan tempatku menunggu. Saat berjalan menuju masjid, aku melihat bis Jogja – Godean berjalan ke arah selatan. Seketika hatiku sangat bahagia, aku sangat senang sebab itu artinya ada bis Jogja – Godean yang beroperasi.
            Aku segera melanjutkan langkahku menuju masjid untuk segera sholat. Setelah selesai sholat, aku memutuskan untuk menunggu Jogja – Godean di depan masjid agar tidak perlu berjalan lagi. Tiga puluh menit berlalu, bis Jogja – Godean yang kutunggu – tunggu pun datang. Ternyata bis yang tadi ke selatan yang datang. Aku segera berdiri lalu berlari ke arah jalan dan segera menaiki bis tersebut. “Alhamdulillah” ucapku untuk mengucap syukur. Saat pak kondektur meminta ongkos aku memberinya Rp. 5.000, lalu ia mengembalikan Rp.1.000 padaku. Rupanya tarif bis jurusan Jogja – Godean ini juga naik 30 % dari Rp. 3.000 menjadi Rp. 4.000. Namun tak apa, yang penting aku bisa sampai ke rumah. Aku mendengar dari pak kondektur bahwa bis ini adalah bis terakhir karena beberapa bis jurusan Jogja – Godean yang lain mengikuti Organda pusat untuk mogok operasi. Aku kembali mengucap syukur karena tidak ketinggalan bis yang satu ini.

J Selesai J

Senin, 16 Februari 2015

Contoh Report Text

What is a Kangaroo?

A kangaroo is an animal found only n Australia, although is has a small relative, called a wallaby, which lives on the Australian  island in Tasmania and also in New Guinea.
Kangaroo eat grass and plants. They have short front legs, but very long and very strong back legs and tail. These are that they use for sitting up and for jumping. Kangaroos have been known to make forward jumps of over eights meters, and leap across fences more that three meters high. The can also run at speeds over 45 kilometers per hour.
The largest kangaroos are the Great Gray Kangaroo and the Red Kangaroo. Adults grow length of 1.60 meter and weigh over 80 kilos.
Kangaroos are marsupial. This means that the female kangaroo has an external pouch on the front of her body. A baby kangaroo is very tiny when it is born, and it crawls at once into pouch where it spends its first five months of life.
The white pelican is one of the most successful fish eating birds.  The success is largely due to its command hunting behaviour.  A group, perhaps two dozens birds, will gather in a curved are some distance offshore, beating the water furiously with their wings, driving the fish before them.
When the water is shallow enough for the birds to reach the fish, the formation breaks up as each bird dip its bill into the water to scoop up its meal.  As the bird lifts its head, the water drains from its bill leaving the fish which are then swallowed.
Pelicans are among the oldest group of birds.  Fossil of this genus have been founded dating back 40 millions years.

Seals

August 14, 2008
Seals, sea lions and walruses live both on land and in the sea. When on dry land or on ice, they are very clumsy in their movements. But in the water they swim gracefully. They all leave the water for land or ice fields to give birth to their young.
The dolphins and the sea cows are sea mammals. Dolphins and porpoise look alike but usually the dolphins are larger. These animals are mainly fish eaters. Experiments show that dolphins are intelligent and can communicate with each other. They can be trained to perform various kinds of tricks and acts.
The highly intelligent killer whale belongs to the dolphin family. Despite of its scary name, it has never been heard to attack human.

Silkwarms

Silkworms live for only two or three days after laying eggs. About 36.000 to 50.000 eggs are laid, and these are carefully stored at the silkworm farm until they are ready to hatch. The eggs hatch into caterpillars, which feed on mulberry leaves. Soon the caterpillars are ready to spin their cocoons. Not all caterpillars can spin silk cocoons. Only the caterpillars of a silkworm moth known as ‘Bombyx mori’ can do such spinning.
This caterpillar has special glands which secrete liquid silk through its lower lip. The liquid produced later hardens to form fine strands. The caterpillar makes its cocoons using these strands. The threads on the outside of the cocoons are rough, while those inside are soft and smooth.
Some fully-spun cocoons are heated. This kills the pupa inside. The cocoons are then put into hot water to loosen the fine threads. Finally, these threads are reeled off the cocoons.
The length of unbroken thread produced by a single cocoon measures about one-and –a-half kilometers. Being twisted together several of these threads make single woven materials.

Dolphins


For many years, many people believed that the cleverest animals after man were the chimpanzees. Now, however, there is proof that dolphins may be even cleverer than these big apes.
Although a dolphin lives in the sea it is not a fish. It is a mammal. It is in many ways, therefore, like a human being.
Dolphins have a simple language. They are able to talk to one another. It may be possible for man to learn how to talk to dolphins. But this will not be easy because dolphins cannot hear the kind of sounds man can make. If man wants to talk to dolphins, therefore, he will have to make a third language which both he and the dolphins can understand.
Dolphins are also very friendly toward man. They often follow ships. There are many stories about dolphins guiding ships through difficult and dangerous water.

sea-horse

Many people imagine the sea-horse to be real horse living in the sea. This is not true at all. The sea-horse is so called because it is a tiny creature with a horse – liked head which lives in the sea.
Sea – horse are found mostly in warm seas. They have a long, flexible tail which is used for wrapping around weeds for support. They swim I upright position, their movements being helped by a rapidly oscillating fin on their back. The male sea – horse lays her eggs in this pouch.
The most remarkable thing about the sea – horse is that part of the process of reproduction is taken over by the male creature. One the female sea – horse has laid her eggs in the male creature’s pouch, she leaves. The hatching of the egg is done by the male fish.
Mating begins with the male and the female sea – horses doing courtship dance. The male and female creatures swim around each other in circles. At the end of the dance, the male appears to bow to its partner; but in actually, the male is banding to pump water from his pouch. Next, the female fish lays eggs into the male’s pouch. About two hundred eggs are laid. The pouch, then close up. The female sea-horse now swims away, leaving the male sea-horse to do hatching.
The eggs are hatched about a month later. The young sea-horses are ejected from the male creature’s pouch by means of muscular contractions.

Types of Volcanic Eruptions
Volcanic eruptions have caused some of the worst disasters in the world. They can wipe out entire cities and kill thousands of people.
The name of volcano comes from Roman term. It derives from VULCAN which is the name of Roman fire god. Romans believed that Vulcan lived on a volcanic Italian coast. Romans called the island VULCANO.

According to scientists, volcanic eruptions are divided in to four basic groups. They are commonly known as Hawaiian, Strombolian, Vulcanian and Peleean. The term of Hawaiian eruptions are named after the volcanoes in Hawaii. These volcanic eruptions are the least violent type. They produce highly fluid lava which flows quietly. This gradually builds up a shield volcano.

Strombolian eruptions are named after Stromboli. These result from the constant release of gas from the magma. As the gas escapes, it produces tephra that piles up, turning into a cinder cone. Strombolian eruptions happen when sticky magma plugs the central vent. This makes the magmatic gas build up pressure until it blasts. The magma is turned into volcanic dust and bombs.

Vulcanian eruption which comes from the ancient Roman belief, are more violent than the strombolian eruption. Vulcanian eruption happens and brings magma which is more viscous. Vulcanian explosions are usually larger and noisier than the Strombolian eruptions.

Paleean eruptions are famous as the most violent kind of volcanic eruptions. The name of paleean comes from the eruption of Mount Pelee, Martinique in 1902. It killed almost 38 thousands people. A Peleean eruption occurs when the magmatic gas build up tremendous pressure. This causes violent explosions with glowing clouds of hot ash and dust.




KOMODO DRAGON
Do you know what is the largest lizard? This lizard is called komodo. It lives in the scrub and woodland of a few Indonesian islands.

Komodo dragon is the world's heaviest lizard, weighing 150 pounds or more. The largest Komodo ever measured was more than 10 feet (3 meters) long and weighed 366 pounds (166 kg) but the average size of komodo in the wild is about 8 feet (2.5 meters) long and 200 pounds (91 kg)

Komodo has gray scaly skin, a pointed snout, powerful limbs and a muscular tail. They use their keen sense of smell to locate decaying animal remains from several miles away. They also hunt other lizards as well as large mammals and are sometimes cannibalistic.

The Komodo dragon's teeth are almost completely covered by its gums. When it feeds, the gums bleed, creating an ideal culture for virulent bacteria. The bacteria that live in the Komodo dragon's saliva causes septicemia, or blood poisoning, in its victims. A dragon will bite its prey, then follow it until the animal is too weak to carry on.

This lizard species is threatened by hunting, loss of prey species and habitat loss.


HUMAN BODY

Human body is actually a living machine and is like all other machines. This living machine needs fuel to supply it with energy. The fuel is provided by the food which we eat. However do we know how much we need to stay healthy?
The energy value of food is usually measured in calories. A calorie is the amount of heat which is required to raise the temperature of 1 kg of water by 1 degree C. The number of calories which people need per day varies. It depends on the activity which the people are involved in. For example; people will need more calories for standing than for sitting, people need more for running than for walking, etc.
The energy which is provided by food is in the form of three kinds of chemical substances. They are carbohydrate, protein and fat. Carbohydrate provides 8.8 calories per gram (cal/gm) of energy, protein 4.0 cal/gm and fat 8.0 cal/gm. Each food contains different proportion of these substances. These three chemical substances are all important for body staying healthy.



Halloween

Halloween is a holiday celebrated on October 31. By tradition, Halloween begins after sunset. Long ago, people believed that witches gathered together and ghosts roamed the world on Halloween. Today, most people no longer believe in ghosts and witches. But these supernatural beings are still a part of Halloween.
The colors black and orange are also a part of Halloween. Black is a symbol for night and orange is the color of pumpkins. A jack-o’-lantern is a hollowed-out pumpkin with a face carved on one side. Candles are usually placed inside, giving the face a spooky glow.
Dressing in masks and costumes is a popular Halloween activity. Costumes can be traditional and scary, such as a witch’s pointy hat and black gown. Costumes may also have a modern flavor. Many children dress up as movie characters or a favorite superhero.
But Halloween is not just for children. Many adults enjoy showing off their costumes at Halloween parties!