Tadi kan
Bhs.inggris udah. matematika udah, IPA juga udah.,..
mmmmm,
sekarang kita bahas PKn ajaa yaaa,.,.
Tentang
ideologi yaaa,..
This is
it.,. :D *sok bahasa inggris yaa ? tapi gapapa kan, lumayan juga, bwd latihan :D
Perbandingan Ideologi
Kajian tentang ideologi terasa kurang lengkap tanpa mengkaji
ideologi-ideologi besar yang berpengaruh di dunia. Oleh karena itu maka pada
bagian ini akan disajikan uraian singkat tentang beberapa ideologi tersebut.
1. Agama sebagai ideologi
Dalam batasan –batasan tertentu, agama dapat dijadikan sebagai ideologi.
Pada saat ini masih ada beberapa kelompok masyarakat, bangsa atau negara yang
menempatkan agama sebagai ideologi . misalnya, negara vatikan di roma dan
beberapa agama islam. Penempatan agama sebagai ideologi bukan suatu hal yang
keliru,bahkan dapat dikatakan sebagai praktik yang didasarkan pada nilai
kebenaran yang sangat tinggi. Namun, yang paling penting adalah memikirkan agar
penerapannya dapat diterima oleh semua anggota masyarakat bangsanya.
Lebih-lebih apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa hampir tidak ada
masyarakat yang homogen (satu keyakinan).
Pada abad ke 17, peranan agama sebagai ideologi mulai menurun seiring dengan
berkembangnya aliran-aliran baru di eropa, seperti : 1) Aufklarung, 2)
Renaissance, 3) Rasionalisme, 4) Empirisme, dan 5) Realisme. Namun demikian
sampai sekarang masih ada yang menjadikan agama sebagai ideologi negara,
seperti Arab Saudi, Iran dengan ideologi Islam dan vatikan dengan agama katolik
sebagai ideologi.
2. Liberalisme
Menurut pandangan liberalisme, negara dan politik hanya menempati salah
satu bagian dan bukan persoalan pokok dalam kehidupan manusia. Tujuan negara
semata – mata hanay mempertahankan negara apabila ada gangguan atau serangan
dari negara lain. Fungsi negara tidak lebih dari mempertahankan hukum dan
ketertiban masyarakat. Rumusan yang sesuai denga cita-cita ini adalah the government is the best which govern the
best.
Liberalisme memiliki pandangan tersendiri terhadap hak dan kebebasan warga
negara. Ia mendukung pengakuan hak-hak asasi manusia sepanjang tidak mengganggu
hak-hak orang lain. Pandangan ini pada dasarnya sama dengan yang dikembangkan
bangsa indonesia melalui ideologi pancasila. Dengan demikian, negara paling
tidak harus memberikan jaminan kepada setiap warganegara untuk memilih dan
menentukan agama dan kepercayaan sendiri, berbicara dan mengemukakan pikiran
secara bebas, dan untuk bekerja secara bebas dan untuk bekerja secara bebas
sesuai dengan kemauan dan kemampuannya tanpa campur tangan dari pemerintah.
Sebagai sebuah ideologi, liberalisme mengembangkan suatu prinsip yang
sangat menddasar sifatnya, seperti:
1) pengakuan terhadap hak-hak asasi warga
negara,
2) memungkinkan tegaknya tertib masyarakat dan negara atas supremasi
hukum,
3) memungkinkan lahirnya pemerintahan yang demokratis, dan
4) penolakan
terhadap pemerintahan totaliter.
3. Marxisme dan Leninisme
Berbicara tentang Marxisme, memang tidak terlepas dari nama-nama tokohnya
seperti Karl Marx (1818-1883) dan Fiedrich Engels(1820-1895). Dari dua tokoh
dunia inilah akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini mulai
dikembangkan. Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :
1) filsafat dialectical and historical
materialism,
2) penyikapan terhadap masyarakat kapital yang
bertumpu kepada teori nilai tenaga kerja David
Ricardo dan Adam Smith, serta
3) menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar
konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang akan mampu membawa masyarakat ke
arah masyarakat komunis tanpa kelas.
4. Komunisme
Menurut teori asli marx, sosialisme dan komunisme tidak akan mungkin bisa
muncul di negara-negara yang tingkat perkembangan ekonominya belum begitu maju.
Teori komunis tentang berkembangnya gerakan komunis di negara-negara baru
agak berbeda dengan teori aslinya yang dikemukakan marx. Teori komunis sudah
disesuaikan denga realita di negara-negara baru, yaitu bahwa sebagian besar
rakyat bukan proletar tetapi petani. Tetapi kaum petani itu sendiri tidak dapat
memimpin suatu revolusi. Pemimpin –pemimpinnya yang tergabung dalam partai
komunis yang berhasil terdiri dari cendekiawan dan petani. Peranan proletor
boleh dikatakn tidak menonjol.
Akan tetapi, dalam prakteknya tidak selalu sedemikian. Misalnya, di India
tidak semua daerah yang paling terbelakang mendukung komunis. Justru
didaerah-daerah yang paling terbelakang, petani-petani berpikiran paling
tradisional. Sering kali sikap menerima dan pasrah sangat kuat diantara oarang
miskin. Jadi, bukanlah kemiskinan sendiri yang menimbulkan gerakan komunis.
5. Fasisme
Istilah fasisme dikembangkan dari istilah latin “fasces” yang merupakan simbol
kekuasaan pada zaman romawi kuno. Di italia”fasces” sebagai
gerakan politik muncul setelah perang dunia I dan sempat menguasai negara itu
dari tahun 1922 sampai tahun 1943. Fasisme sebagai gerakan politik lebih
eksklusif sifatnya setelah dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang diorganisir
oleh Benito Mussolini pada tahun 1919
Dalam banyak hal, fasisme yang dikembangkan Mussolini dan Nazisme oleh Hitler
sanga dipengaruhi oleh pemikiran fichte dan Hegel. Fasisme dan Nazisme
memandang liberalisme sebagai satu ajaran dan gerakan yang lebih berorientasi
kepada pemuasan kebutuhan material dengan mengabaikan soal-soal moral dan
spiritual. Sebaliknya menganggap ideologi mereka lebih mendasarkan diri pada
nilai-nilai spiritual dan loyalitas daripada sekedar pemuasan kebutuhan
perseorangan. Hakikat fasisme adalah kepercayaan dan instink, dan bukannya akal
atau ajaran.
Fasisme menolak tegas gerakan pasifisme, demokrasi dan liberalisme tetapi
mereka cenderung mendekati nasionalisme dan imperealisme, serta lebih tertarik
kepada tradisi-tradisi zaman romawi. Negara dalam fasis dianggap terlepas dan
ada di atas setiap perintah moral. Negara berdiri atas semua individu dan
kebebasan individu dibatasi untuk memberikan perhatian sepenuhnya kepada
negara. Negara adalah diatas segala – galanya.
6. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara membawa nilai-nilai tertentu yang digali
dari realitas sosio budaya bangsa indonesia. Oleh karena itu, maka ideologi
pancasila membawakan kekhasan tertentu yang membedakan dengan ideologi lain.
Kekhasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Esa, yang membawa
konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha esa, kemudian juga
penghargaan akan harkat dan martabat kemanusiaan, yang diwujudkan dengan
penghargaan terhadap hak asasi manusia dengan memperhatikan prinsip
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Sebagai sebuah ideologi, keberadaan ideologi pancasila dilihat dari dimensi
realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa
indonesia, dari segi idealitas mampu memberikan keyakinan akan terwujudnya
masyarakat yang dicita-citakan, dan dari dimensi fleksibilitas, nilai-nilai
yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara kontekstual agar senantiasa dapat
menyesuaikan dinamika dan perkembangan masyarakat.
Itu dia pembahasan kali
ini tentang ideologi. Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar